Jakarta - Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kalimat itu tentu bukan kalimat yang asing bagi Pipik Dian Irawati. Apalagi status Ustaz Jeffry Al Buchori sebagai seorang penceramah, pasti kerap memberikan pemahaman kalimat yang diambil dari ayat Alquran tersebut.
Namun, segenap luka dan duka, telah mengakandaskan pertahanan seorang istri yang merasa kehilangan, ditinggal suami tercinta untuk selama-lamanya.
Melantunkan napas cinta telah diberikan Pipik, bahkan hingga menjelang wafatnya sang suami. Cinta itu ia tunjukkan dengan sebuah hadiah sederhana namun ternyata dimaknai dalam oleh Uje.
"Ini buku, saya berikan saat ulang tahun suami saya yang ke-40. Saya enggak kasih apa-apa, selain buku yang berisi broadcast tausiyah suami saya di BlackBerry maupun dunia maya. Saya kumpulin dan dicetak. Dia sempat menangis dan tak percaya saya mengumpulkan kata-kata suami saya," ujar Pipik sambil menunjukkan buku hadiah ulang tahun tersebut.
Pipik kemudian menunjukkan sebuah puisi yang ditulis mendiang suaminya. Puisi yang sebelum kematian sang suami, sering dibaca dan menjadi favoritnya.
Puisi tersebut bercerita tentang kerinduannya kepada Nabi Muhammad dan harapannya ingin berjumpa.
"Insya Alloh, sekarang dia bisa bertemu dengan Nabi Muhammad," ujar Pipik sambil terisak.
Memang, di antara waktu yang bergulir, tak akan ada yang mengetahui, apa yang akan terjadi esok, bahkan saat detik berlalu.
Manusia hanya bisa menjalani dan berusaha untuk menjejaki langkah dengan asa, cita, dan cinta. Namun dalam perjalanannya, ada duka, luka, dan nestapa yang mungkin saja menjadi bagian kisah yang sudah tertuang dalam catatan Sang Maha Kuasa.
Namun sejatinya, ada banyak pelajaran dari setiap drama kehidupan yang dialami. Dan itu akan memberikan kekuatan yang akan selalu menanamkan kebaikan dari setiap langkah yang akan dijalani.
Selamat Jalan Uje, kami akan selalu merindukan tausiyahmu.
Pada tahun 2000, Rexy memutuskan untuk menggantung raketnya. Namun hal itu tidak membuatnya meninggalkan dunia bulutangkis sepenuhnya. Rexy sempat menjadi pelatih di pelatnas dan melahirkan atlet-atlet Indonesia berpotensi, seperti Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Maria Kristin Yulianti. Setelah itu, Rexy berpindah ke Inggris selama lima tahun dan berhasil melahirkan pemain bulu tangkis profesional yang menjuarai Olimpiade di tahun 2004 serta ganda pria All England Super Series 2005.