Presiden Minta Jangan Ada Lagi "Sweeping" Pekerja

Presiden Minta Jangan Ada Lagi 'Sweeping' Pekerja

Penulis : Sandro Gatra | Jumat, 30 November 2012 | 15:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pekerja untuk menjaga disiplin. Presiden meminta jangan ada lagi aksi sweeping pekerja untuk melakukan unjuk rasa hingga aksi kekerasan ketika menuntut peningkatan kesejahteraan.

"Itu mengganggu pekerjaan di berbagai perusahaan. Dipaksa untuk berhenti (bekerja). Tidak dibernarkan," kata Presiden saat memberikan pengarahan kepada gubernur, bupati/walikota, kepala polda, kepala polres, panglima kodam, dan komandan korem seluruh Indonesia, di Hotel Sahid Jakarta, Jumat ( 30/11/2012 ).

Jika ke depan masih ada aksi sweeping atau kekerasan yang dilakukan sekelompok buruh, Presiden menginstruksikan kepada aparat keamanan melakukan tindakan tegas. Presiden mengatakan, aparat keamanan tidak boleh membiarkan lantaran hal itu tugas Kepolisian.

Presiden menambahkan, kesejahteraan buruh memang harus meningkat. Era buruh murah dan tidak mendapat keadilan, kata dia, sudah selesai. Jika ada permasalahan antara buruh dan perusahaan, Presiden meminta dibicarakan dalam bipartit.

Khusus untuk pihak perusahaan, Presiden meminta agar pengusaha membicarakan dengan pemerintah jika kesulitan memenuhi kenaikan upah minimum provinsi (UPM) yang sudah ditetapkan. Pemerintah, kata dia, harus menanggapi.

"Cari solusi yang baik, adil untuk buruh dan perusahaan sehingga semuanya diuntungkan. Ekonomi nasional akan terus bergerak. Bergeraknya ekonomi itu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat juga," pungkas Presiden.

Editor :

Inggried Dwi Wedhaswary

Anda sedang membaca artikel tentang

Presiden Minta Jangan Ada Lagi "Sweeping" Pekerja

Dengan url

http://informationtechnologyinternet.blogspot.com/2012/11/presiden-minta-jangan-ada-lagi-pekerja.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Presiden Minta Jangan Ada Lagi "Sweeping" Pekerja

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Presiden Minta Jangan Ada Lagi "Sweeping" Pekerja

sebagai sumbernya