Memburu Barang Bermutu

Written By RajaBlog on Friday, January 25, 2013 | 3:55 PM


KOMPAS.com- Beberapa tahun terakhir di dunia ritel muncul fenomena menarik. Sejumlah usahawan di pelbagai negara membuka toko yang menjual barang-barang berkualitas, tetapi tanpa merek. Produsennya mau menjual produk bermutu, tetapi tidak memerlukan merek sebagai penarik pembeli.




Sejumlah usahawan Indonesia kagum dengan genre baru ini sebab barang-barang tersebut benar-benar bermutu.




Fenomena itu di antaranya tampak di sejumlah kota di Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, Singapura, dan bahkan di beberapa mal di Jakarta. Barang-barang yang dijual berkualitas, tidak kalah dari merek komoditas papan atas, tetapi pembeli tidak perlu silau dengan merek komoditas tersebut.


Beragam barang yang dijual, dari tas, kaus, kemeja, jaket, handuk mandi, topi, koper, tas kerja, peralatan komputer, teh, kopi, cokelat, dan makanan ringan. Aneka barang dagangan tersebut hanya mencantumkan tanggal produksi, masa layak pakai, kegunaannya. Juga, kalau kemeja atau sepatu, hanya mencantumkan ukurannya. Itu saja, tidak dilabeli merek dagang.


Ini menarik, sebab di tengah ingar-bingar perburuan barang-barang bermerek, muncul genre baru yang menawarkan barang tak bermerek, tetapi bermutu. Sejumlah usahawan Indonesia kagum dengan genre baru ini sebab barang-barang tersebut benar-benar bermutu. Sebutlah, misalnya, tas komputer. Bentuknya pipih, terbuat dari separuh kulit-separuh kain tebal. Dari huruf-huruf yang ditabalkan di tas itu dapat diketahui bahwa tas tersebut buatan Jepang.


Apa yang istimewa? Tas itu ringan, enak dibawa. Modelnya keren, orisinal, sama sekali tidak ada aroma murahan. Kalau dibandingkan dengan harga tas-tas komputer dari merek tertentu, amat berbeda. Tas bermerek dari negara tertentu, harganya bisa sampai Rp 25 juta. Akan tetapi, tas tanpa merek ini hanya Rp 110.000. Atau, harga cokelat dari merek tertentu mencapai Rp 130.000 per bungkus, ini hanya Rp 40.000.


Harganya berbeda, tetapi kualitas tidak banyak terpaut. Bedanya, barang bermerek itu memberikan prestise atau gengsi. Asyik dibawa ke mana-mana. Akan tetapi, untuk barang tidak bermerek tersebut, sebetulnya tidak kurang memesona. Ia tampak ringkas, model mengikuti perkembangan zaman. Warga yang tidak mendewakan merek, tetapi suka barang berkualitas, tentu sangat suka barang menarik ini. Harga jauh lebih miring.


Tulisan tentang genre baru ini sengaja ditampilkan untuk mengapresiasi orang-orang di belakang produk kreatif tersebut. Karena mereka tahu keinginan pasar, produk seperti itu diluncurkan untuk menyapa konsumen. Sambutan atas mereka ternyata sangat luas sehingga bisnis ini berkembang pesat.


Secara sederhana, produsen barang seperti ini sejalan dengan selera konsumen akan barang bermutu tidak bermerek, tetapi menawarkan keunikan. Produsen seperti ini sadar bahwa untuk kelanggengan usaha, produk yang diluncurkan ke pasar harus punya diferensiasi.


Alangkah bagusnya jika para usahawan di sini juga menghasilkan produk bermutu, layak edar di luar negeri, dan genre baru dalam pentas bisnis. Patut diakui, kini banyak usahawan Indonesia yang melakukannya, tetapi kita toh tetap merindukan lebih banyak usahawan Indonesia yang meluncurkan produk yang benar-benar diterima pasar dunia. (Abun Sanda)






Editor :


Marcus Suprihadi









Anda sedang membaca artikel tentang

Memburu Barang Bermutu

Dengan url

http://informationtechnologyinternet.blogspot.com/2013/01/memburu-barang-bermutu.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Memburu Barang Bermutu

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Memburu Barang Bermutu

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger